THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 28 Februari 2011

Alasan Anda Menggunakan Internet.

Alasan Saya Mengguankan Internet adalah ;

1. Internet Tumbuh Dengan Pesat.
Menurut situs ini, diseluruh dunia ada 6,710,029,070 orang pengguna internet. Asia adalah pengguna terbanyak ke-1, disusul oleh eropa dan amerika. Di Indonesia internet juga sudah mulai banyak dikenal masyarakat. Internet bukan hal susah lagi untuk dikenal dan diakses oleh masyarakat kita. Anda tahu berapa banyak pengguna internet di Indonesia. Sejak tahun 2000 sampai 2008 saja perkembangan pengguna internet di indonesia sudah meningkat sebanyak 1,150.0 %.

2. Relatif Lebih Mudah dan Cepat.
Berbisnis di internet sebenarnya sangat mudah dijalankan. Hanya bermodal akses internet, kemampuan membuat email, kemampuan mengetik, dengan itu semua saja anda sudah bisa memulai cari duit di internet. Yang pasti anda tidak harus memiliki modal yang besar untuk memulai usaha di Internet. Dan anda dapat langsung balik modal dengan lebih cepat daripada kalau di bisnis offline.

3. Tak Perlu Modal Besar.
Anda tak memerlukan modal usaha yang besar seperti yang anda sering saksikan pada bidang usaha lainnya. Mungkin anda memerlukan komputer, atau uang untuk sewa komputer di warnet kalau tidak memiliki akses internet sendiri. Modal yang sangat kecil jika dibandingkan dengan usaha membuka counter pulsa bukan?

4. Resiko Relatif Kecil.
Kalau saya bilang di internet tidak ada resiko, itu salah besar. Di internet tetaplah seperti di dunia nyata, selalu ada resiko di setiap tindakan kita. Namun itu semua sangat tergantung pada anda saat menjalankannya. Yang pasti anda tak akan kehilangan uang banyak, sampai harus berhutang untuk melunasinya

5. Dapat Dilakukan Dari Rumah.
Anda dapat mencoba bisnis internet anda dari rumah selagi anda masih memiliki pekerjaan tetap. Oleh karena itu, walaupun anda tidak mendapatkan keuntungan apapun dari usaha tersebut, paling tidak anda masih punya penghasilan tetap dari pekerjaan anda. Tidak seperti memiliki usaha counter, dimana anda harus berhenti dari pekerjaan tetap anda dan bekerja penuh untuk memulainya. Jika anda inginkan, anda dapat melakukan segala hal mengenai usaha ini dari rumah, atau juga bisa sambil minum kopi di Starbuck yang menyediakan sambungan internet di akhir minggu!

6. Dilakukan Cukup Beberapa Jam Sehari.
Berapa jam kalau anda bekerja di perusahaan sebagai karyawan, 8 jam.. 10 jam.. atau lebih. Kalau di internet anda tidak perlu bekerja selama itu. Cukup luangkan waktu anda 1-3 jam sehari untuk online dan mencari uang di internet. Sehingga masih banyak waktu untuk anda gunakan bagi kegiatan yang lain.

7. Tidak Perlu Punya Produk.
Kalau anda berbisnis offline, tentunya anda harus memiliki sesuatu untuk dijual bukan. Karena kalau tidak anda tidak bisa berbisnis. Nah, kalau di internet anda bisa juga memiliki produk untuk anda jual, namun itu tidak mutlak. Karena anda bisa menjalankan berbagai bisnis di internet tanpa memiliki produk, bahkan tanpa modal sama sekali,

Minggu, 13 Februari 2011

Tugas 1 (Sistem Perekonomian Indonesia)

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
A. Pendahuluan
    Banyak ahli di berbagai disiplin ilmu mengemukakan pendapatnya mengenai arti sistem. Namun, apapun definisnya suatu sistem perlu memiliki ciri sebagai berikut ( Suroso, 1993 ) :

  • Setiap sistem memiliki tujuan
  • Setiap sistem mepunyai 'batas' yang memmisahkannya dari lingkungan
  • Walaupun mempunyai batas, sistem tersebut bersifat terbuka, dalam arti berinteraksi juga dengan lingkunganya
  • Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem yang biasa juga di sebut dengan bagian, unsur atau komponen
  • Walaupun sistem tersebut terdiri dari komponen, bagian atau unsur-unsur, tidak berarti bahwa sistem tersebut merupakan sekedar kumpulan dari bagian-bagian, unsur, atau komponen tersebut, melainkan merupakan suatu kebulatan yang utuh dan padu, atau memiliki sifat 'wholism'
  • Terdapat saling berhubungan dan saling ketergantungan baik di dalam sistem (intern) itu sendiri, maupun antara sistem ddengan lingkunganya.
  • Setiap sistem melakukan kegiatan atau proses transformasi atau proses mengubah masukan menjadi keluaran. karena itulah maka sistem sering di sebut sebagai 'processor' atau transformator'
  • di dalam setiap sistem terdapat mekanis kontrol dengan manfaatkan tersedianya umpan balik.
  • karena adanya mekanis kontrol itu maka sistem mempunyai kemampuan mengatur diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau keadaan secara otomatik.
B. Perkembangan Sistem Perekonomian Pada Umumnya
   Subsistem, itulah sistem perekonomian yang terjadi pada awal peradaban manusia. Dengan karateristik perekonomian subsistem, orang melakukan kegiatan ekonomi dalam hal ini produksi, hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau kelompoknya saja. Dengan kata lain pada saat itu orang belum terlalu berfikir untuk melakukan kegiatan ekonomi untuk pihak lain, apalagi demi keuntungan. Kalaupun orang tersebut harus berhubungan dengan orang lain untuk mendapatkan barang lain, sifatnya adalah barter, untuk kepentingan masing-masing pihak.

   Dengan semakin berkembanganya jumlah manusia dengan kebutuhannya, semakin di rasakan perlunya sistem perekonomian yang teratur  dan terencana. Sistem barter tidak dapat lagi di pertahankan, mengungat hambatan-hambatan yang di hadapi, seperti ;
  1. Sulitnya mempertemukan dua atau lebih pihak yang memiliki keinginan yang sama
  2. Sulitnya menentukan nilai komoditi yang akan di pertukarkan
  3. Sulitnya melakukan pembayaran yang tertunda
  4. Sulitnya melakukan transaksi dengan jumlah besar
   Dengan hambatan-hanbatan yang terjadi tersebut, mulailah para cendekiawan memilikirkan sistem perekonomian lain yang lebih bermanfaat dan dapat di gunakan oleh manusia, speerti ;
  • Sistem perekonomian pasar
  • Sistem perekonomian Perencaan
  • Sistem ekonomi campuran

C. Perekonomian Indonesia Tahun 2009
   Kondisi perekonomian global yang masih mengalami tekanan akibat krisis menghadapkan perekonomian  Indonesia pada beberapa tantangan yang tidak ringan pada tahun 2009. Tantangan tersebut cukup  mengemuka terutama pada awal tahun 2009,  akibat masih kuatnya dampak krisis perekonomian  global yang mencapai puncaknya pada triwulan terakhir tahun 2008. Ketidakpastian yang terkait  dengan sampai seberapa dalam kontraksi global  dan sampai seberapa cepat pemulihan ekonomi  global akan terjadi, bukan saja menyebabkan  tingginya risiko di sektor keuangan, tetapi juga berdampak negatif pada kegiatan ekonomi di sektor riil domestik. Kondisi ini mengakibatkan stabilitas moneter dan sistem keuangan pada triwulan I 2009 masih mengalami tekanan berat, sementara pertumbuhan ekonomi masih dalam tren menurun  akibat kontraksi ekspor barang dan jasa yang cukup  dalam. Perkembangan yang kurang menguntungkan tersebut pada gilirannya telah menurunkan kepercayaan pelaku ekonomi di sektor keuangan dan sektor riil, serta berisiko menurunkan berbagai capaian positif beberapa tahun sebelumnya.


   Sejumlah kebijakan telah ditempuh oleh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menghadapi tantangan tersebut sepanjang tahun 2009. Kebijakan yang diambil pada prinsipnya merupakan lanjutan dari berbagai kebijakan yang telah ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah sejak triwulan IV 2008. Di tengah kondisi masih kuatnya ketidakpastian di sektor keuangan dan sektor riil, berbagai kebijakan diarahkan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan, dan daya tahan perekonomian domestik. Di bidang moneter, Bank Indonesia menempuh kebijakan pelonggaran moneter yang dilengkapi dengan berbagai kebijakan lainnya, termasuk upaya meredam volatilitas yang berlebihan di pasar valuta asing. Kebijakan Bank Indonesia di bidang perbankan diarahkan untuk memperkuat daya tahan industri perbankan dengan tetap melanjutkan upaya-upaya untuk meningkatkan peran intermediasi perbankan. Di bidang fiskal, Pemerintah dengan dukungan persetujuan DPR mengeluarkan berbagai kebijakan stimulus, baik melalui insentif pajak maupun upaya menjaga daya beli masyarakat. Pemerintah pada awal tahun juga menurunkan harga BBM bersubsidi untuk premium dan solar. Di samping itu, Pemerintah mengimplementasikan kebijakan sektoral untuk memperkuat daya tahan perekonomian domestik.

   Serangkaian kebijakan yang ditempuh tersebut, tidak saja berhasil menjaga stabilitas makroekonomi, sistem keuangan, tetapi juga memperkuat daya tahan perekonomian domestik, sehingga kinerja perekonomian mulai membaik sejak triwulan II 2009. Setelah mengalami tekanan berat pada triwulan I 2009,  stabilitas sistem keuangan dan makroekonomi juga semakin membaik sampai dengan akhir tahun 2009. Hal itu tercermin pada berbagai indikator di sektor keuangan seperti CDS, IHSG, yield SUN, dan nilai tukar yang membaik. Perbaikan stabilitas sistem keuangan kemudian menjadi basis bagi penguatan kepercayaan pelaku ekonomi di sektor riil dan mendorong peningkatan aktivitas perekonomian, yang sejak triwulan III 2009 berhasil melewati angka pertumbuhan terendahnya.

   Secara keseluruhan perekonomian Indonesia telah melewati tahun yang penuh tantangan ini dengan capaian yang cukup baik. Meskipun melambat dibandingkan dengan tahun 2008, pertumbuhan ekonomi tahun 2009 dapat mencapai 4,5%, tertinggi ketiga setelah China dan India. Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dapat dihindari karena struktur ekonomi banyak didorong permintaan domestik. Inflasi juga tercatat rendah 2,78%, terendah dalam satu dekade terakhir. Sistem keuangan kembali terjaga dengan mulai pulihnya 
fungsi intermediasi perbankan terutama pada paro kedua tahun 2009. Tekanan lebih dalam di sistem keuangan domestik dapat sedikit diredam karena adanya ketentuan yang melarang perbankan domestik untuk melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif terutama terkait dengan structured product. Ketentuan tersebut merupakan rangkaian kebijakan penguatan dan konsolidasi sistem perbankan pascakrisis 1997/1998.

   Tulisan selanjutnya pada bab ini akan memaparkan lebih lanjut berbagai dinamika perekonomian domestik. Tulisan akan disampaikan dalam tiga bagian. Bagian awal akan menjelaskan kondisi perekonomian global sebagai faktor yang banyak memengaruhi perekonomian domestik tahun 4 BAB I  |  Perekonomian Indonesia Tahun 20092009. Bagian kedua menyampaikan berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah sebagai respons terhadap gejolak ekonomi global. Bagian ketiga membahas kinerja perekonomian domestik dalam periode terjadinya gejolak ekonomi global. Secara berurutan bagian ketiga akan membahas kondisi neraca pembayaran, pasar keuangan, industri perbankan, pertumbuhan ekonomi, inflasi serta tingkat pengangguran dan kemiskinan. Analisis pertumbuhan ekonomi dan inflasi juga akan disampaikan dari perspektif perekonomian regional.

   Krisis ekonomi global yang mencapai puncaknya pada triwulan terakhir tahun 2008 masih berlanjut pada awal tahun 2009. Ketidakstabilan di pasar keuangan global tetap terjadi akibat masih kuatnya persepsi negatif 
terhadap prospek pemulihan ekonomi global serta masih memburuknya kinerja lembaga-lembaga keuangan terkemuka AS, seperti Citigroup, AIG, dan BoA. Kondisi itu mengakibatkan investor mengurangi penempatan dana di pasar kredit dan pasar modal, baik di negara maju maupun negara berkembang. Penurunan penempatan dana di negara berkembang juga dipengaruhi oleh persepsi risiko yang masih tinggi atas penempatan dana di negara berkembang.  Persepsi risiko tersebut antara lain tercermin pada masih tingginya level CDS beberapa negara berkembang Asia yang rata-rata mencapai 450 bps pada akhir Maret 2009, dibandingkan dengan level normal pada semester I 2008 di sekitar 100 bps. Dalam kondisi ketidakpastian, investor global cenderung menghindari risiko dengan menempatkan dana pada risk free assets seperti US Treasury Bonds. Di pasar uang, keketatan likuiditas masih berlanjut yang tercermin pada tingginya spread antara USD LIBOR dan Overnight Index Swap (OIS). Sampai dengan akhir Maret 2009, spread di beberapa negara maju seperti AS, Inggris, dan Uni Eropa masih berada di kisaran 150 bps, cukup tinggi dibandingkan dengan dengan kondisi normal seperti pada semester I 2008 yang tercatat sekitar 70 bps. Di pasar saham, penarikan dana dari bursa saham masih berlangsung sehingga terus menurunkan indekssaham global.


   Kondisi perekonomian global yang masih mengalami tekanan akibat krisis menghadapkan perekonomian Indonesia pada sejumlah tantangan yang tidak ringan selama tahun 2009. Tantangan itu cukup mengemuka pada awal tahun 2009, sebagai akibat masih kuatnya dampak krisis perekonomian global yang mencapai puncaknya pada triwulan IV 2008. Ketidakpastian yang terkait dengan sampai seberapa dalam kontraksi global dan sampai seberapa cepat pemulihan ekonomi global akan terjadi, bukan saja menyebabkan tingginya risiko di sektor keuangan, tetapi juga berdampak negatif pada kegiatan ekonomi di sektor riil domestik. Kondisi tersebut mengakibatkan stabilitas moneter dan sistem keuangan pada triwulan I 2009 masih mengalami tekanan berat, sementara pertumbuhan ekonomi juga dalam tren menurun akibat kontraksi ekspor barang dan jasa yang cukup dalam. Kondisi tersebut menurunkan kepercayaan pelaku ekonomi di sektor keuangan dan sektor riil, serta berpotensi menurunkan berbagai kinerja positif yang telah dicapai dalam beberapa tahun sebelumnya.

   Menghadapi tantangan tersebut, Bank Indonesia dan Pemerintah menempuh sejumlah kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mencegah turunnya pertumbuhan ekonomi yang lebih dalam melalui kebijakan stimulus moneter dan fiskal. Berbagai kebijakan yang ditempuh pada tahun 2009 pada dasarnya masih merupakan lanjutan dari serangkaian kebijakan yang telah ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah pada triwulan IV 2008.  Serangkaian kebijakan yang ditempuh tersebut tidak saja berhasil menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, tetapi juga memperkuat daya tahan perekonomian domestik, sehingga kegiatan ekonomi dapat kembali membaik sejak triwulan II 2009. Keberhasilan tersebut juga tidak terlepas dari kebijakan yang secara sistematis telah ditempuh untuk memperkuat fundamental ekonomi dan keuangan pascakrisis 1997/1998. Secara umum, perekonomian Indonesia tahun 2009 telah mampu melewati tahun penuh tantangan tersebut dengan capaian yang cukup baik. Meskipun melambat dibandingkan dengan tahun 2008, pertumbuhan ekonomi tahun 2009 dapat mencapai 4,5%,  tertinggi ketiga di dunia setelah China dan India. Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar di tengah kontraksi perekonomian global dapat dihindari, karena struktur ekonomi yang banyak didorong oleh permintaan domestik. Setelah mengalami tekanan berat pada triwulan I 2009, stabilitas pasar keuangan dan makroekonomi juga semakin membaik sampai dengan akhir tahun 2009. Hal itu tercermin pada berbagai indikator di sektor keuangan seperti Currency Default Swap (CDS), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), imbal hasil (yield) SUN, dan nilai tukar yang membaik. Sementara itu, inflasi juga tercatat rendah 2,78%,  terendah dalam satu dekade terakhir.

   Berbagai capaian positif yang mampu diraih perekonomian Indonesia pada 2009 telah semakin menguatkan optimisme akan berlanjutnya proses perbaikan kondisi perekonomian ke depan. Optimisme tersebut juga didukung oleh semakin membaiknya prospek pemulihan ekonomi global. Meskipun demikian, dinamika perekonomian ke depan masih dihadapkan pada sejumlah tantangan yang berpotensi menghambat akselerasi perbaikan ekonomi. Dari sisi eksternal, tantangan terutama berkaitan dengan dampak dari strategi mengakhiri langkah kebijakan yang ditempuh di masa krisis (exit strategy), yang antara lain berupa pelonggaran likuiditas dan ekspansi fiskal di negara maju. Tantangan eksternal juga berhubungan dengan terjadinya kecenderungan polarisasi perdagangan dunia, serta masih berlangsungnya ketidakseimbangan dalam kinerja perekonomian global. Dari sisi domestik, tantangan berkaitan dengan beberapa permasalahan yang masih dapat mengganggu efektivitas kebijakan moneter, seperti masih cukup besarnya ekses likuiditas perbankan, masih besarnya peranan investasi portofolio dalam struktur aliran modal masuk, masih munculnya potensi penggelembungan harga aset di pasar keuangan, masih dangkalnya pasar keuangan, dan berbagai permasalahan struktural di sektor riil.

   Ke depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan meningkat, sementara stabilitas harga tetap terjaga. Prospek pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh semakin pulihnya kinerja ekspor dan mulai meningkatnya kegiatan investasi. Membaiknya ekspor sejalan dengan perbaikan prospek perekonomian global termasuk negara-negara maju. Meningkatnya permintaan eksternal dan menguatnya permintaan domestik diperkirakan mendorong dunia usaha untuk mulai meningkatkan kapasitas produksi. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan mencapai 5,5% - 6,0% (yoy). Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat, tekanan terhadap inflasi diperkirakan tetap terkendali dan berada pada kisaran sasaran inflasi tahun 2010 sebesar 5% ± 1% (yoy). Dalam perspektif yang lebih panjang, perekonomian Indonesia diprakirakan tetap membaik karena didukung oleh berbagai upaya peningkatan kapasitas, produktivitas, dan efisiensi perekonomian secara berkesinambungan. Akselerasi pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat dan diprakirakan mencapai kisaran 6,5% – 7,5% (yoy) pada tahun 2014. Peningkatan kapasitas perekonomian tersebut mendukung upaya menurunkan inflasi ke arah sasaran inflasi jangka menengah 4% + 1% (yoy). 

   Kebijakan Bank Indonesia ke depan diarahkan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan sebagai prasyarat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan dalam jangka panjang. Kebijakan moneter akan diarahkan secara konsisten dengan upaya pencapaian sasaran inflasi yang rendah baik dalam jangka pendek maupun jangka menengah. Kebijakan perbankan diarahkan tetap memperkuat ketahanan perbankan sekaligus meningkatkan fungsi intermediasi perbankan, serta mendorong pendalaman pasar keuangan. Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk mendukung penciptaan stabilitas sistem keuangan serta peningkatan efektivitas transmisi kebijakan moneter.  Selain itu, Bank Indonesia akan semakin memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik dalam menjaga stabilitas makroekonomi maupun memperkuat momentum pemulihan ekonomi nasional.


D. Waspadai Perekonomian Indonesia 2009
   Menghadapi berbagai gejolak ekonomi dunia, maka tak ada pilihan lain bagi kita, kecuali harus melakukan terobosan untuk bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi maupun sosial. Terobosan itu perlu dilakukan, mengingat masyarakat Indonesia saat ini cenderung frustasi dan kurang bersemangat untuk melakukan perubahan guna memperbaiki kondisi. 


   Economist Intelligence Unit memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2009 hanya 3,7 persen. Artinya, ini akan melamban karena pengaruh krisis keuangan dunia. Situasi seperti ini memang patut kita waspadai. 

   Kita memang harus maklum, tidak ada satu negara pun yang kebal terhadap hantaman krisis keuangan global. Dalam situasi seperti ini, kita memang harus lebih waspada, lebih-lebih makin ketatnya likuiditas keuangan global, sehingga suka tidak suka akan membuat Indonesia sulit mendapatkan sumber pendanaan. Oleh kerenanya pertumbuhan investasi aset tetap di Indonesia juga akan turun. Kita butuh terobosan baru, guna mencarikan solusinya sejak dini. Kalau kita lengah, maka dikhawatirkan krisis ekonomi jilid kedua di Indonesia akan lebih parah dibanding 10 tahun lalu.

   Dalam laporan kajian risiko berbisnis di Indonesia yang diterbitkan EIU Oktober 2008, diperkirakan akan ada aliran modal keluar dari Indonesia pada tahun depan. Itu akan mengakibatkan perusahaan-perusahaan kesulitan pendanaan karena cadangan valuta asing yang menipis. Jika ini terjadi maka Indonesia akan mengalami kesulitan akibat dampak krisis global yang mulai terasa mempengaruhi pasar modal. Sejumlah besar surat hutang negara yang dipegang oleh investor asing, dikhawatirkan akan menyulitkan Indonesia di masa depan.

   Menurunnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika secara drastis dalam beberapa minggu terakhir ini, menjadi pertanda bagi kita akan terjadi sesuatu yang kurang baik. Kita lihat memang tidak terjadi krisis neraca pembayaran, tapi risiko pelarian modal terutama dari investor domestik yang sejauh ini percaya pada rupiah, masih bakal terjadi. Kalau kita lihat kebijakan uang ketat, khususnya yang diterapkan Bank Indonesia untuk mengatasi inflasi dan upaya menjaga suku bunga tinggi, guna mempertahankan nilai rupiah, juga bakal mengurangi belanja konsumen dan menghambat investasi.

   Meski Indonesia telah membuat perbaikan penting beberapa tahun terakhir, tapi yang kita lihat masih banyak masalah yang perlu diselesaikan untuk membantu Indonesia agar tahan menghadapi krisis finansial dan ekonomi. Kalau kita lengah, maka pengangguran bakal meningkat dan jumlah rakyat miskin bakal bertambah. Terobosan itulah yang kita perlukan, untuk mencegah angka pengangguran di Indonesia yang diperkirakan akan naik sebesar 9 persen di tahun 2009 dari tahun lalu, sekitar 8.5 persen.

   Kenaikan jumlah pengangguran ini lebih disebabkan menurunnya penyerapan tenaga kerja dalam bidang industri, yang mencapai 36,6 persen pada kuartal kedua di tahun 2008 ini. Kita memang patut mewaspadai kondisi perkonomian di tahun 2009. Pasalnya banyak bidang yang mengalami penurunan, termasuk bidang ekonomi yang menunjukkan semakin melemahnya performa sector tradable (pertanian dan industri). Selain itu, penurunan kemajuan pertanian dan peternakan yang turun masing-masing 5 persen dan 3 persen, juga sektor pertambangan dan industri pengolahan.

   Menurut Latif, masih terdapat juga 12 persen hingga 14 persen angka kemiskinan yang menanti di tahun 2009, sementara penyerapan tenaga kerja secara besar-besaran sepertinya hampir tidak ada. Masalah pengangguran ini, diharapakan menjadi perhatian semua pihak, karena pertumbuhan non-tradable yang maju pesat, sementara sector tradable semakin melemah. Untuk itu, diperlukan kerjasama antara pemerintah dan pihak-pihak industri yang berkompeten untuk mendorong terbukanya kesempatan kerja dalam bidang industri. Hal ini sekaligus dapat mengurangi dominasi dari sector non-tradable yang telah menyerap sekitar 70 persen tenaga kerja produktif. Melihat data yang ada, maka penyerapan tenaga kerja yang paling dominan adalah sektor non-tradable. Dimana bidang perdagangan dan kemasyarakatan, masing-masing meraup sekitar 1,25 juta orang dan 1,82 juta orang, sehingga totalnya mencapai lebih dari 3 juta orang. Sedangkan jumlah tenaga kerja baru yang diserap dalam sector tradable hanya sebesar 430 ribu orang. Dari data ini, maka kita melihat bahwa telah terjadi proses informalisasi atau dominasi dari sector non-tradable dalam perekonomian Indonesia, dan inilah tanda bahwa perekonomian Indonesia mungkin perlu ada perbaikan. Krisis ekonomi di Indonesia menjadi sangat rentan, lebih-lebih jelang Pemilu dan Pilpres 2009. Apalagi kalau kita lihat yang terjadi pada masyarakat kita sekarang ini. Dimana budaya curiga menjadi lebih dominan, baik di tingkat elite politik maupun di masyarakat, sehingga dapat diibaratkan kekuasaan presiden saat ini sudah digerogoti dan tidak kuat lagi siapapun presidennya, apalagi DPR sangat berkuasa. Pada zaman pemerintahan Soeharto, penguasa menerapkan sistim sentral ekonomi. Tetapi, bukan konsep komunis yang dijaga oleh militer, sehingga kebijakan ini cukup kuat.

   Guna menyikapi dampak lanjutan krisis finansial global, maka Indonesia perlu terus melanjutkan upaya memperkuat ketahanan ekonominya, antara lain, dengan meningkatkan intensitas diversifikasi produk dan negara tujuan ekspor, membangun lingkungan investasi yang semakin kondusif dan memperkuat daya serap pasar dalam negeri. Karena itu, langkah pembangunan infrastruktur, penegakkan hukum dan reformasi birokrasi yang semakin bercitra bebas korupsi akan sangat diperlukan, kalau kita mau bangkit dari keterpurukan.


E. Perekonomian Indonesia Tahun 2010 Semakin Kuat
   Target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang dipatok oleh pemerintah tahun ini sebesar 5,5 persen diperkirakan akan tercapai. Taimur Baig selaku Ekonom Senior Deutsche Bank menyatakan, pertumbuhan ekonomi global yang mulai pulih sejak akhir tahun 2009 akan memengaruhi Indonesia untuk membangun ketahanan ekonominya terhadap dampak krisis ekonomi global.

   "Tingkat pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan pasar keuangan domestik yang kuat membuat Indonesia relatif kebal terhadap krisis keuangan global. Ini menjadi landasan kuat bagi perekonomian yang stabil dan pertumbuhan yang berkelanjutan di 2010," kata Taimur di Jakarta, Selasa (19/1/2010).

   Deutsche Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2010 akan didorong oleh investasi dan sektor perdagangan. Ini berbeda dengan pertumbuhan ekonomi 2009 sebesar 4,3 persen yang sebagian besar didorong oleh pertumbuhan konsumsi.

 "Dengan sektor perekonomian dan manufaktur yang semakin kokoh sepanjang tahun lalu, perekonomian Indonesia di tahun 2010 semakin kuat," tuturnya.

   Secara global, pihaknya memperkirakan pertumbuhan PDB dunia mencapai 3,9 persen pada tahun 2010. Sementara PDB Amerika Serikat diperkirakan tumbuh 3,6 persen pada 2010, Jepang tumbuh 1,1 persen, dan negara-negara Uni Eropa yang menggunakan mata uang euro 1,5 persen.

   Adapun tingkat inflasi diperkirakan mencapai rata-rata 6 persen tahun ini atau berada pada kisaran yang ditargetkan Bank Indonesia (BI), yaitu 4-6 persen.


F. Prediksi Perekonomian Indonesia Tahun 2011
   Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal 1 2011 akan mencapai 6,4%. Pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh kuatnya permintaan domestik dan membaiknya kondisi eksternal. 


  "Prospek ekonomi dunia terus membaik dan diperkirakan lebih tinggi dari perkiraan semula. Kecenderungan ini memperkuat keyakinan Dewan Gubernur terhadap prospek perekonomian Indonesia sehingga diperkirakan mencapai kisaran 6-6,5% pada 2011. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan 1 2011 diperkirakan dapat mencapai 6,4% ditopang oleh masih kuatnya permintaan domestik dan membaiknya sisi eksternal," tutur Kepala Biro Hubungan Masyarakat Difi Ahmad Johansyah dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (4/2).

    Difi mengatakan bahwa kinerja ekspor masih cukup tinggi sejalan dengan pemulihan ekonomi global. Di sisi lain, impor akan meningkat terutama barang modal yang diperlukan untuk mendukung peningkatan kapasitas perekonomian.
  "Dengan perkembangan tersebut, transaksi berjalan pada triwulan 1 2011 diperkirakan masih akan mencatat surplus yang cukup besar. Transaksi modal dan finansial (TMF) juga diperkirakan mencatat surplus besar, terutama didukung oleh kuatnya aliran modal masuk investasi langsung (penanaman modal asing/PMA)," jelas Difi.

   Secara keseluruhan, BI memperkirakan neraca pembayaran Indonesia pada kuartal 1 2011 diperkirakan akan mencatat surplus besar. Posisi cadangan devisa pada 31 Januari 2011 tercatat sebesar US$95,3 miliar atau turun dari posisi 31 Desember 2010 yang sebesar US$96,2 miliar. (OL-5)



   Indikator perekonomian Indonesia di akhir tahun 2010 ini memperlihatkan tanda-tanda positif. Cadangan devisa sudah mencapai angka sekitar 93 miliar dollar AS. Indeks saham BEI sudah mencapai angka di atas 3600. Rupiah cukup kuat bergerak di sekitar Rp 8900 -9100/USD. Ketiga hal di atas tersebut menguat disebabkan oleh aliran modal asing ke Indonesia yang sangat luar biasa, khususnya ke pasar modal dan pasar uang. Termasuk, naiknya harga-harga komoditas dasar di pasar global membuat perekonomian Indonesia semakin membaik. Di samping itu, gaya pemerintahan sekarang yang sangat pro pasar bebas, sehingga para investor asing merasa sangat nyaman berbisnis di Indonesia. Oleh karena itu, dalam jangka pendek perekonomian Indonesia memiliki prospek yang sangat bagus, dan di tahun 2011 perekonomian Indonesia akan semakin membaik.
   Untuk pembangunan ekonomi domestik, saya melihat distribusi uang dari sektor perbankan ke sektor usaha sudah semakin membaik. Peran bank umum besar dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) semakin luar biasa untuk membantu keuangan usaha kecil menengah. Saat ini mendapatkan modal usaha dari bank untuk usaha kecil menengah mungkin tidak sesulit zaman dulu. Sekarang bank semakin memahami kekuatan usaha kecil menengah dan memiliki motivasi yang sangat luar biasa untuk membantu keuangan usaha kecil menengah. Artinya, perekonomian domestik dengan kekuatan usaha kecil, menengah, dan usaha non formal akan memperkuat fondasi perekonomian domestik Indonesia di sepanjang tahun 2011.
   Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2011 saya perkirakan akan berada disekitar  5,8% – 6,2%. Rupiah akan berada di sekitar 8900/9400 per dollar Amerika Serikat. Dan saya sangat percaya di tahun 2011 perjalanan perekonomian Indonesia akan terlihat seperti di tahun 2010.
   Untuk memperkecil risiko yang tidak diinginkan, perekonomian Indonesia harus selalu dikelola secara sangat berhati-hati. Sebab, dana-dana investasi yang masuk cukup besar ke pasar modal dan pasar uang tersebut berpotensi sebagai dana-dana spekulasi. Untuk itu, saatnya kita semua tidak terlalu terlenah oleh pujian-pujian dari berbagai lembaga internasional terhadap kemajuan ekonomi Indonesia. Kita semua harus selalu optimis dalam melihat masa depan ekonomi kita, tapi kita juga harus cerdas memahami realitas yang kita miliki saat ini.  Di samping itu kita harus jujur atas keterbatasan energi listrik kita untuk mendorong terciptanya investasi di sektor riil. Saya sering berkeliling Indonesia, dan saya sering melihat listrik mati di jam-jam produktif bisnis. Persoalan infrastruktur sangat perlu di perhatikan. Hal yang paling sederhana adalah persoalan macet di jalan raya. Hampir semua kota-kota bisnis dan industri di Indonesia mengalami hambatan dalam distribusi produk dan jasa secara efektif, efisien, dan produktif. Dan semua ini disebabkan tidak terkelolanya jalan raya secara baik, sehingga macet di mana-mana dan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.
   Pemerintah harus lebih fokus untuk pemerataan dan pembangunan ekonomi domestik.  Industri dalam negeri harus lebih dilindungi dan jangan dibiarkan menjadi korban dari industri murah China.  Jangan terlalu terlenah dengan angka-angka ekonomi makro, tapi perhatikan sifat dari angka-angka ekonomi makro tersebut.  Manfaatkan momentum positif perekonomian Indonesia di tahun 2011 untuk memperkuat fondasi sektor usaha perkebunan, pertanian, perikanan, dan energi. Manfaatkan potensi kreatifitas masyarakat Indonesia untuk memperkuat fondasi ekonomi domestik.  Alam Indonesia yang luar biasa indah ini seharusnya mulai dikelola secara profesional untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara. Semoga perekonomian Indonesia selalu maju pesat untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

G. Orde Lama
   Pada awal kemerdekaan, pembangunan ekonomi Indonesia mengarah perubahan struktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional, yang bertujuan untuk memajukan industri kecil untuk memproduksi barang pengganti impor yang pada akhirnya diharapkan mengurangi tingkat ketergantungan terhadap luar negeri. 

   Sistem moneter tentang perbankan khususnya bank sentral masih berjalan seperti wajarnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya hak ekslusif untuk mencetak uang dan memegang tanggung jawab perbankan untuk memelihara stabilitas nasional. Bank Indonesia mampu menjaga tingkat kebebasan dari pengambilan keputusan politik.

   Sejak tahun 1955, pembangunan ekonomi mulai meramba ke proyek-proyek besar. Hal ini dikuatkan dengan keluarnya kebijakan Rencana Pembangunan Semesta Delapan Tahun (1961). Kebijakan ini berisi rencana pendirian proyek-proyek besar dan beberapa proyek kecil untuk mendukung proyek besar tersebut. Rencana ini mencakup sektor-sektor penting dan menggunakan perhitungan modern. Namun sayangnya Rencana Pembangunan Semesta Delapan Tahun ini tidak berjalan atau dapat dikatakan gagal karena beberapa sebab seperti adanya kekurangan devisa untuk menyuplai modal serta kurangnya tenaga ahli.

  Perekonomian Indonesia pada masa ini mengalami penurunan atau memburuk. Terjadinya pengeluaran besar-besaran yang bukan ditujukan untuk pembangunan dan pertumnbuhan ekonomi melainkan berupa pengeluaran militer untuk biaya konfrontasi Irian Barat, Impor beras, proyek mercusuar, dan dana bebas (dana revolusi) untuk membalas jasa teman-teman dekat dari rezim yang berkuasa. Perekonomian juga diperparah dengan terjadinya hiperinflasi yang mencapai 650%. Selain itu Indonesia mulai dikucilkan dalam pergaulan internasional dan mulai dekat dengan negara-negara komunis.
H. Orde Baru
Latar Belakang Terjadinya Masa Orde baru ;

1.    Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.
2.    Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30 September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.
3.    Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.
4.      Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.
5.      Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung membentuk Kesatuan Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal dengan “Angkatan 66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965.
6.      Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat)  yang berisi :
ü      Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya
ü      Pembersihan Kabinet Dwikora
ü      Penurunan Harga-harga barang.
7.    Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
8.    Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).
9.    Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.

Speedtest

Ayo Tes Seberapa Cepat Kamu Mengetik !! 50 words

Silahkan Coba Disini : Speed test

Search